Nama : Gunawan
Nim : F1C111035
Prodi : Kimia
Sains Dan Teknologi
(REAKSI
SUBSTITUSI ASIL NUKLEOFILIK)
Golongan karbonil dengan ikatan
rangkap karbon-oksigen adalah golongan dengan
fungsi paling penting yang ditemukan
dalam senyawa organik. Senyawa yang
mengandung golongan karbonil disebut senyawa karbonil, berlimpah di alam. Banyak memainkan peran penting dalam
proses biologis. Hormon, vitamin, asam amino,
obat-obatan, dan bumbu hanya beberapa senyawa karbonil yang mempengaruhi kita setiap hari. Suatu golongan asil terdiri dari kelompok
karbonil yang melekat pada sebuah gugus alkil atau ke kelompok
aril.
Substituen terikat pada gugus asil sangat mempengaruhi reaktivitas senyawa
karbonil. Senyawa karbonil dapat dibagi menjadi dua kelas. Kelas I senyawa
karbonil adalah mereka di mana gugus asil terikat ke atom atau grup yang dapat
digantikan oleh kelompok lain (mempunyai Leaving Group). Contohnya
adalah asam karboksilat, asil halida, asam anhidrida, ester, dan amida. Semua senyawa ini mengandung grup
(-OH, -Cl, -Br, -O(CO)R, -OR, -NH2, -NHR, atau –NR2) atau yang dapat diganti oleh nukleofil. Asil halida, asam anhidrida, ester, dan amida semua disebut
turunan asam karboksilat karena mereka berbeda dari asam
karboksilat hanya pada gugus menggantikan gugus OH asam karboksilat.
Senyawa dengan gugus
yang dapat digantikan oleh nukleofil sebagai berikut. Tipe reaksi yang dijalani
dinamakan Reaksi Substitusi Asil Nukleofilik (SAN).
Kelas II senyawa
karbonil adalah gugus asil terikat pada gugus yang tidak dapat segera
digantikan oleh gugus lain, contohnya aldehida dan keton. –H
dan alkil atau aril
Pelarut protik seperti air dan
alkohol menstabilkan Nukleofil yang tidak bereaksi sekalipun. Oleh karena itu pelarut polar yang aprotik
misalnya eter, keton, hidrokarbon tersubstitusi
halogen juga diperlukan.
Nukleofil yang baik diperlukan
karena keadaan ini terlibat dalam tahap penentu laju reaksi.
Gugus pergi yang baik seperti
halida atau tosilat diperlukan pada tahap penentu laju reaksi.
Kemungkinan gugus digantikan oleh gugus lain tergantung pada kebasaan relatif dari kedua gugus.
Semakin lemah kebasaan suatu
gugus, kemampuan
untuk pergi lebih baik. Basa lemah adalah gugus pergi yang
baik karena basa lemah tidak bisa berbagi elektron mereka seperti
yang dilakukan oleh basa kuat. Nilai pKa asam
konjugasi dari gugus pergi berbagai senyawa karbonil tercantum pada Tabel berikut.
Perhatikan bahwa
kelompok asil Kelas I senyawa karbonil melekat pada basa lemah dibanding kelompok asil senyawa karbonil Kelas II. Semakin rendah nilai pKa, berarti
semakin asam dan makin lemah basa konjugasinya.
Tabel 1. Nilai
pKa asam konjugat dari leaving group senyawa karbonil
Kita akan melihat bahwa senyawa mengalami reaksi substitusi karena mereka
memiliki gugus asil yang melekat pada gugus yang dapat digantikan oleh nukleofil.
Aldehida dan keton memiliki gugus asil yang melekat pada gugus yang tidak dapat
digantikan oleh nukleofil, maka senyawa ini tidak mengalami reaksi substitusi,
melainkan reaksi adisi nukleofilik.
Ada 2 jenis reaksi substitusi
yaitu:
1.
Substitusi Nukleofilik (SN) 1
2.
Substitusi Nukleofilik (SN) 2
Subtitusi Nukleofilik (SN 1)
SN 1 ditandai dengan reaksi yang
melalui jalur karbokation. Oleh karena
itu, “gugus pergi “ (leaving group) haruslah terikat pada karbo tersier atau
sekunder untuk menstabilkan zat intermediate nya. Dampak lain pada reaksi SN 1 memungkinkan
terjadinya pergeseran hidrida dan metida.
NOTE:Kekuatan Basa: Kuat-lemahnya
basa tidak penting karena basa tidak terlibat dalam tahap penentu laju reaksi
alias tidak memengaruhi pembentukan karbokation.
Gugus pergi (Leaving groups): gugus
pergi yang baik diperlukan seperti halida (-X) atau tosilat karena “gugus
pergi” jelas terlibat dalam tahap pembentukan karbokation
Hati-hati terhadap reaksi penataan
ulang (baik geseran hidrida maupun metida) pada jalur SN1 karena ingat di sini
terjadi pembentukan karbokation sebagai zat intermediatnya.
Cermati mekanisme jalur
SN1 secara umum sbb:
Perhatikan contoh reaksi SN 1 sbb:
Substitusi Nukleofilik SN
2:
Cermati bentuk umum mekanisme SN2:
nuc: = nucleophile
X = leaving group (usually halide
or tosylate)
Pada reaksi SN2, “gugus pergi”
(gugus umum yang biasa adalah halida atau tosilat) diganti dengan suatu
nukelofil. Reaksi ini bekerja paling
baik pada metil dan halida primer karena alkil halida yang mengandung banyak
cabang dapat menghalangi serangan Nukelofil dari belakang. Pada halida sekunder dan tersier reaksi SN2
sulit terjadi.
Perhatikan contoh ion hidroksida
sebagai Nukleofil dan Bromine sebagai “gugus pergi” yang baik:
NOTE:
-SN2 cenderung untuk mengalami
inversi konfigurasi disebabkan serangan Nukleofil dari arah belakang.
pertanyaan:
v Mengapa basa lemah dianggap sebagai gugus pergi yang
baik??
Jawab : Karena
basa lemah tidak bisa berbagi elektron mereka seperti yang dilakukan
oleh basa kuat.
Semakin lemah kebasaan suatu gugus,
kemampuan untuk
pergi lebih baik
semoga bermanfaat dan mohon partisipasinya
menurut saya "basa lemah bersifat cenderung menolak elekron, mengakibatkan basa lemah mudah dilepaskan ikatannya dari atom C substrat. dengan kata lain basa lemah memiliki nilai induksi positif.
BalasHapussemoga dapat dimengerti :)
karena basa lemah adalah gugus pergi yang baik karena basa lemah tidak bisa berbagi elektron mereka seperti yang dilakukan oleh basa kuat. Semakin lemah kebasaan suatu gugus, kemampuan untuk pergi lebih baik.
BalasHapusmenurut saya, gugus pergi yang baik itu merupakan suatu basa lemah.seperti contoh, Cl- adalah gugus pergi yang paling baik, tetapi OH- dan OR- merupakan gugus pergi yang jelek. Kereaktifan senyawa karbonil terhadap subtitusi pada karbon karbonil dapat dianggap disebabkan langsung oleh kebasahan gugus perginya.
BalasHapusKlorida asam dan anhidrida asam, yang mempunyai gugus pergi yang baik, mudah diserang oleh air. Oleh karena itu, tidak diharapkan bahwa senyawa ini terdapat dalam sel tumbuhan atau hewan. Namun karena kereaktifannya yang tinggi, derivat asam ini sangat berharga dalam sintesis senyawa organik lain. Suatu asam karboksilat yang agak tak reaktif dapat diubah menjadi keton, ester atau suatu amida.