Bab ini akan menjelaskan teori asam dan basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis, dan halaman ini juga menjelaskan hubungan antara ketiga teori asam dan basa tersebut.
A. Teori Asam Basa Arrhenius dan pH Larutan
Pengertian asam dan basa
yang modern mula-mula dikemukakan oleh Svante Arrhenius pada tahun 1887.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam air akan
mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen [H+] sebagai satu-satunya ion positif.
Sementara itu, basa didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air
akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksida [OH-] sebagai satu-satunya ion negatif.
Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa asam adalah senyawa yang mengandung ion hidrogen dengan satu atau lebih
unsur lain dan basa merupakan senyawa yang mengandung ion hidroksida dengan
satu atau lebih unsur lain.
a) Asam
Berdasarkan banyaknya ion hidrogen yang
dihasilkan maka larutan asam dapat dibagi menjadi asam monobasis dan asam
polibasis
1) Asam monobasis (berbasa satu)
adalah asam yang dalam larutan air akan menghasilkan satu ion hidrogen (H+).
Contohnya adalah:
asam klorida ion
hidrogen ion klorida
asam asetat ion
hidrogen ion asetat
2) Asam polibasis (berbasa banyak)
adalah asam yang dalam larutan air menghasilkan lebih dari satu ion hidrogen
(H+).
Contohnya adalah:
asam sulfat ion hidrogen ion hidrogensulfat
ion hidrogen sulfat
ion hidrogen ion sulfat
Asam monobasis dan polibasis disebut
juga asam monoprotik dan poliprotik. Dalam keadaan sebenarnya, ion hidrogen
tidak dapat berdiri bebas. Dalam larutan air, ion hidrogen (H+) akan
berikatan secara koordinasi dengan molekul air (H2O) menjadi ion
hidronium (H3O+).
Dengan demikian, reaksi ionisasi dalam
contoh tersebut di atas dituliskan sebagai berikut:
b) Basa
Seperti halnya larutan asam, larutan basa
juga dibagi menjadi basa monoasidik dan poliasidik. Pembagian ini menunjukkan
sifat keasaman (hidroksitas) suatu basa.
1) Basa monoasidik yaitu basa yang
dalam larutan air menghasilkan
natrium hidroksida ion natrium ion hidroksida
amonium hidroksida ion amonium ion hidroksida
2) Basa poliasidik, yaitu basa yang dalam larutan air
menghasilkan lebih dari satu ion hidroksida (OH-)
Contohnya adalah:
kalsium hidroksida ion kalsium ion hidroksida
Berdasarkan sifat-sifat ion di atas,
maka reaksi antara ion H+ dan OH- dapat membentuk H2O.
Proses ini disebut dengan netralisasi.
pH Larutan
Pada
pembahasan asam basa Arrhenius, kita telah mempelajari penggunaan H+
dan OH- untuk menjelaskan pengertian asam-basa. Selain menjelaskan
pengertian asam basa H+ dan OH-
juga dapat digunakan untuk menerangkan derajat keasaman atau
kebasaan larutan asam basa. Semakin besar konsentrasi H+, semakin
besar sifat asamnya. Sebaliknya, semakin besar konsentrasi OH-,
semakin besar sifat basanya.
Namun, pernyataan kekuatan
asam atau kekuatan basa menggunakan [H+] dan [OH-]
memberikan angka yang nilainya sangat kecil dan cara penulisannya tidak
sederhana. Untuk menghindari kesulitan-kesulitan yang dapat ditimbulkan oleh
penggunaan angka-angka yang tidak sederhana ini, pada 1909, Soren Peter Lauritz
Sorensen (1868-1939), seorang ahli biokimia dari Denmark mengajukan penggunaan
istilah pH. Angka pH suatu larutan menyatakan derajat atau tingkat keasaman
larutan tersebut. Nilai pH diperoleh sebagai hasil negatif logaritma 10 dari
konsentrasi ion H+. Dengan demikian, untuk larutan asam berlaku:
pH = -
log [H+]
Analog
dengan pH, untuk larutan basa berlaku
pOH = -
log [OH-]
Menurut Arrenhius,
- Asam adalah zat yang akan menghasilkan ion Hidrogen (H +) jika dilarutkan. (produce hydrogen ions in solution)
- Basa adalah zat yang akan menghasilkan atau memproduksi ion hidroksida jika dilarutkan dengan air. (produce hydroxide ions in solution)
Reaksi netralisasi terjadi jika ion hidrogen bereaksi dengan ion hidroksida.
contoh
larutan asam
HCl(aq) –> H + (aq)+ Cl - (aq) atau HCl + H2O –> H3O++ Cl -
contoh
larutan asam
HCl(aq) –> H + (aq)+ Cl - (aq) atau HCl + H2O –> H3O++ Cl -
larutan basa
BaOH(aq) –>Na + (aq)+ OH - (aq)
BaOH(aq) –>Na + (aq)+ OH - (aq)
Jadi teori asam basa Arrenhius sangat sederhana, zat itu asam jika larutannya menghasilkan ion hidrogen dan basa jika larutannya menghasilkan ion hidroksida. Meskipun teori ini masih sangat sederhana, tapi teori asam basa arrenhius masih tetap berguna. Teori asam basa arrenhius ini punya kelemahan yaitu hanya bisa berlaku pada larutan dalam air. Teori ini tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi asam dan basa sam untuk reaksi yang tidak melibatkan larutan air seperti reaksi pembentukan garam. Misalnya reaksi antara gas amonia dan gas asam klorida membentuk amonium klorida solid berikut ini.
NH3(g) + HCl(g) –>NH4Cl (s)
B.
Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Teori asam basa ini bisa menjawab pertanyaan sebelumnya yang tidak dapat di jawab oleh teori arrhenius yaitu untuk reaksi tanpa menggunakan pelarut air. Brownsted Lowry diambil dari 2 nama Ilmuan Johannes Nicolaus Brønsted and Thomas Martin Lowry. Mereka mengungkapakan teori asam basanya sebagai berikut :
- Asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton atau DONOR PROTON “a proton (hydrogen ion) donor”
- Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton atau RESEPIEN PROTON atau AKSEPTOR PROTON “a proton (hydrogen ion) acceptor”
.
Pada
reaksi asam Basa Bronsted-Lowry, terdapat dua pasangan asam basa. Pasangan
pertama merupakan pasangan antara asam dengan basa konjugasi (yang menyerap
proton); dalam hal ini ditandai dengan Asam-1 dan Basa-1. Pasangan kedua adalah
pasangan antara basa dengan asam konjugasi (yang memberi proton); dalam hal ini
ditandai dengan Basa-2 dan Asam-2. Rumusan kimia pasangan asam-basa konjugasi
hanya berbeda satu proton (H+).
Perhatikan
contoh-contoh berikut.
Asam-1
|
+
|
Basa-2
|
|
Basa-1
|
+
|
Asam-2
|
HCl
|
+
|
NH3
|
|
Cl-
|
+
|
NH4+
|
H2O
|
+
|
CO3
|
|
OH-
|
+
|
HCO3-
|
CH3COOH
|
+
|
H2O
|
|
CH3COO-
|
+
|
H3O+
|
HNO2
|
+
|
CH3COOH
|
|
NO2-
|
+
|
CH3COOH2+
|
Teori
tersebut bertentangan dengan yang dikemukakan Arrhenius, yakni bahwa jika ada
senyawa yang bersifat asam (menghasilkan
ion H+) tidak memiliki hubungan dengan senyawa lain yang bersifat basa
(menghasilkan OH-).
Sekarang
dapat diungkapkan beberapa cara yang menunjukkan bahwa model asam-basa menurut
Bronsted-Lowry lebih luas cakupannya dibandingkan model dari Arrhenius. Menurut
model Bronsted-Lowry :
·
Basa
adalah spesi akseptor proton, misalnya
ion OH-.
·
Asam
dan basa dapat berupa ion atau molekul.
·
Reaksi
asam-basa tidak terbatas pada larutan air.
·
Beberapa
spesi dapat bereaksi sebagai asam atau basa tergantung pada pereaksi
Menurut
Bronsted dan Lowry, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (donor ion H+),
sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat menerima proton (akseptor ion H+).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa jika terdapat zat yang
bersifat asam, harus terdapat zat yang bersifat basa, demikian pula sebaliknya.
Hal ini sesuai dengan “memberikan proton”, yang memiliki pengertian tidak
mungkin terjadi peristiwa “memberikan proton” jika tidak ada zat lain yang akan
“menerima proton” tersebut.
Jadi teori asam basa ini menitik beratkan pada pemberi dan penerima proton atau ion hidrogen
Contoh
Teori asam basa Bronsted-Lowry pada pada rekasi tanpa pelarut air
HCl (g)+ NH3(g)-> NH4++ Cl-dari persamaan reaksi di atas HCl merupakan asam karenan ia mendonorkan protonnya kepada NH3
Teori asam basa Bronsted-Lowry pada pada rekasi tanpa pelarut air
HCl (g)+ NH3(g)-> NH4++ Cl-dari persamaan reaksi di atas HCl merupakan asam karenan ia mendonorkan protonnya kepada NH3
Teori asam basa Bronsted-Lowry pada pada rekasi dengan pelarut air
HCl (g) + H2O(aq)-> H3O+(aq)+ Cl-(aq)
HCl adalah bersifat asam karena jika dilarutkan dalam air menghasillkan ion hidrogen H+ atau H3O+
HCl (g) + H2O(aq)-> H3O+(aq)+ Cl-(aq)
HCl adalah bersifat asam karena jika dilarutkan dalam air menghasillkan ion hidrogen H+ atau H3O+
Asam dan Basa Konjugasi
HCl (g)+ NH3(g)-> NH4++ Cl-
cara menentukan mana asam dan mana basa sebagai berikut
dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa HCl berperan sebagai donor proton (ion Hidrogen) dan NH3 sebagai akseptor proton, jadi HCl merupakan spesi asam dan NH3 merupakan spesi basa. Lalu apa yang dimaksud dengan asam konjugasi dan basa konjugasi? Asam Konjugasi merupakan Asam yang terbentuk dari basa yang telah menerima proton dan Basa Konjugasi adalah basa yang terbentuk dari asam yang telah melepas proton.
Asam | Proton | + | Basa Konjugasi |
HCl | H+ | + | Cl- |
NH3 | H+ | + | NH2- |
H2O | H+ | + | OH- |
Basa | Proton | + | Asam Konjugasi |
NH3 | H+ | + | NH4+ |
H2O | H+ | + | H3O+ |
S2- | H+ | + | HS- |
contoh soal teori asam basa Bronsted -Lowry
coba sobat tentukan mana yang merupakan asam dan basa serta asam konjugasi dan basa konjugasi dari reaksi berikut
HF(aq) + SO32–(aq)–> F–(aq)+ HSO3–(aq)
CO32–(aq)+HC2H3O2(aq)–> C2H3O2–(aq)+ HCO3–(aq)
C. Teori Asam Basa Lewis
Di tahun 1923 ketika Bronsted dan Lowry mengusulkan teori asam-basanya,
Lewis juga mengusulkan teori asam basa baru juga. Lewis, yang juga mengusulkan
teori oktet, memikirkan bahwa teori asam basa sebagai masalah dasar yang harus
diselesaikan berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil
percobaan.
Teori asam basa Lewis:
·
Asam:
zat yang dapat menerima pasangan elektron.
·
Basa:
zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.
Semua
zat yang didefinisikan sebagai asam dalam teori Arrhenius juga merupakan asam
dalam kerangka teori Lewis karena proton adalah akseptor pasangan elektron .
Dalam reaksi netralisasi proton membentuk ikatan koordinat dengan ion
hidroksida.
Situasi ini sama
dengan reaksi fasa gas yang pertama diterima sebagai reaksi asam basa dalam
kerangka teori Bronsted dan Lowry.
Dalam reaksi ini,
proton dari HCl membentuk ikatan koordinat dengan pasangan elektron bebas atom
nitrogen.
Keuntungan utama
teori asam basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi yang tidak
dianggap sebagai reaksi asam basa dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted
Lowry terbukti sebagai reaksi asam basa dalam teori Lewis. Sebagai contoh
reakasi antara boron trifluorida BF3 dan ion fluorida F-.
Reaksi ini melibatkan
koordinasi boron trifluorida pada pasangan elektron bebas ion fluorida. Menurut
teori asam basa Lewis, BF3 adalah asam. Untuk membedakan asam
semacam BF3 dari asam protik (yang melepas proton, dengan kata lain,
asam dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted Lowry), asam ini disebut
dengan asam Lewis. Boron membentuk senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet,
dan dengan demikian adalah contoh khas unsur yang membentuk asam Lewis.
Karena semua basa
Bonsted Lowry mendonasikan pasangan elektronnya pada proton, basa ini juga
merupakan basa Lewis. Namun, tidak semua asam Lewis adalah asam Bronsted Lowry
sebagaimana dinyatakan dalam contoh di atas.
Dari ketiga definisi
asam basa di atas, definisi Arrhenius yang paling terbatas. Teori Lewis
meliputi asam basa yang paling luas. Sepanjang yang dibahas adalah reaksi di
larutan dalam air, teori Bronsted Lowry paling mudah digunakan, tetapi teori
Lewis lah yang paling tepat bila reaksi asam basa melibatkan senyawa tanpa
proton.
KEKUATAN ASAM BASA
|
A.
Hubungan Keelektrolitan dan Kekuatan Asam Basa
Kekuatan larutan elektrolit dapat diuji dengan menggunakan alat penguji
elektrolit. Larutan elektrolit kuat dapat diketahui dengan adanya nyala lampu
dan gelembung gas. Adapun pada larutan elektrolit lemah, lampu tetap menyala,
tetapi mungkin redup bahkan tidak menyala. Meskipun demikian, tetap terjadi
gelembung gas. Hal yang sama terjadi pada larutan asam/basa kuat yang dapat
diketahui dengan nyala lampu dan adanya gelembung gas. Adapun untuk larutan
asam/basa lemah hanya terdapat gelembung gas dan lampu tidak menyala atau
menyala redup.
Asam kuat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang mengandung ion
hidronium (H3O+) dan anion dari asam. Sebagai contoh,
jika HCl dilarutkan dalam air, akan terbentuk ion H3O+(aq)
dan Cl-(aq). Larutan asam kuat/basa kuat ini akan
menghasilkan arus listrik, seperti halnya garam. Adapun asam lemah seperti asam
asetat (CH3COOH) hanya menghasilkan gelembung gas atau lampu
menyala, tetapi redup. Hal tersebut juga berlaku untuk basa lemah.
B. Hubungan pH Larutan dan Kekuatan Asam-Basa
Kekuatan asam basa dapat juga
ditentukan dari pH larutan dengan konsentrasi yang sama. pH asam kuat lebih
kecil dibandingkan pH asam lemah, sedangkan pH basa kuat lebih besar
dibandingkan dengan pH basa lemah. Asam kuat dalam air menghasilkan ion H+
secara sempurna sehingga memiliki harga pH kecil (berkisar 1-2). Adapun asam
lemah dalam air menghasilkan ion H+ secara tidak sempurna sehingga
memiliki pH besar (berkisar (3-5).
Begitu juga basa kuat dalam air
menghasilkan ion OH- secara sempurna sehingga memiliki harga pOH
kecil (harga pH besar, yaitu berkisar 12-13). Basa lemah dalam air menghasil
ion OH- secara tidak sempurna sehingga memiliki harga pOH besar
(harga pH kecil, yaitu berkisar 9-11). Harga kisaran tersebut sangat bergantung
pada konsentrasi senyawanya.
C. Derajat Disosiasi dan Perhitungan
[H+] dan [OH-]
Kekuatan asam ditentukan oleh
kemampuan menghasilkan ion H+. Semakin banyak ion H+ yang
dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya. Begitu juga kekuatan basa, sangat
ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion OH-. Semakin banyak ion OH-
yang dihasilkan, semakin kuat sifat basanya. Jumlah ion H+ atau ion
OH- yang dihasilkan ditentukan oleh nilai derajat ionisasi (a), yang dirumuskan
sebagai berikut:
å mol zat
yang dilarutkan
Untuk
asam/basa kuat : a mendekati 1
Untuk
asam/basa lemah : 0 < a < 1
a. Asam
Kuat
Asam kuat merupakan senyawa elektrolit kuat. Di dalam
air, senyawa ini dapat menghasilkan ion H+ secara sempurna, yaitu
seluruh molekul asam membentuk ion. Jumlah mol zat yang terionisasi sama dengan
jumlah mol zat mula-mula. Dengan demikian, harga derajat ionisasi sama dengan
satu (α = 1).
Dalam penulisan reaksi ionisasi asam kuat, digunakan
satu anak panah yang menyatakan bahwa seluruh asam kuat terionisasi. Perhatikan
reaksi berikut.
Contoh senyawa asam kuat lainnya adalah HBr (aq),
HI (aq), HNO3 (aq), dan HClO4 (aq).
Konsentrasi ion H+ yang dihasilkan dan koefisien senyawa asalnya.
Konsentrasi ion H+ dapat dihitung emnggunakan persamaan berikut.
[H+] = a
x Ma
Keterangan : a =
jumlah atom H yang dilepas
Ma = kemolaran asam
b. Basa Kuat
Basa kuat merupakan senyawa elektrolit kuat. Di dalam
air, senyawa ini menghasilkan ion OH- secara sempurna, yaitu seluruh
molekul basa membentuk ion (α = 1). Dalam penulisan ionisasi basa kuat,
digunakan satu anak panah yang menunjuk ke arah yang menyatakan bahwa seluruh
basa kuat terionisasi. Perhatikan contoh reaksi ionisasi basa kuat berikut.
Contoh basa kuat lainnya adalah KOH (aq), RbOH
(aq), Ca(OH)2 (aq), dan Sr(OH)2 (aq).
Konsentrasi ion OH- yang dihasilkan dapat dihitung secara
stoikiometri sesuai dengan koefisien ion OH-. Konsentrasi ion OH-
dihitung menggunakan rumus berikut.
[OH-] = b
x Mb
Keterangan : b =
jumlah gugus OH yang diikat
Mb = kemolaran basa
c. Asam Lemah
Senyawa asam lemah
merupakan elektrolit lemah sehingga di dalam air dapat terionisasi, tetapi
tidak sempurna. Harga derajat ionisasi asam lemah berkisar antara mol dan satu
( 0 < α < 1 ). Senyawa ini terionisasi tidak sempurna sehingga masih ada
molekul yang tidak terionisasi. Reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan.
Penulisan reaksi ionisasi asam lemah digunakan dua anak panah dengan arah bolak
balik. Perhatikan contoh reaksi berikut.
d. Basa Lemah
Seperti asam lemah, basa lemah merupakan senyawa
elektrolit lemah yang akan mengalami reaksi ionisasi tidak sempurna ( 0 < α
< 1 ). Perhatikan reaksi berikut.
Dengan menggunakan prinsip penurunan yang sama seperti
pada perhitungan konsentrasi ion H+ dalam asam lemah, diperoleh
persamaan berikut.
[OH-] = √Kb
x Mb (1 – α)
Pada umumnya, senyawa basa lemah memiliki harga α yang
sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Dengan demikian, persamaan umum yang
biasa digunakan untuk menghitung konsentrasi OH- adalah
[OH-] = √Kb
x √Mb
Derajat ionisasi basa lemah dihitung menggunakan rumus
berikut.
α = [OH-]
Mb
Adapun hubungan α dengan Kb dapat dituliskan
sebagai berikut.
α =√ Kb/Mb
D. Rangkuman
Asam kuat
bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang mengandung ion hidronium (H3O+)
dan anion dari asam. Kekuatan asam basa dapat juga ditentukan dari pH
larutan dengan konsentrasi yang sama. pH asam kuat lebih kecil dibandingkan pH
asam lemah, sedangkan pH basa kuat lebih besar dibandingkan dengan pH basa
lemah. Asam kuat dalam air menghasilkan ion H+ secara sempurna
sehingga memiliki harga pH kecil (berkisar 1-2). Adapun asam lemah dalam air
menghasilkan ion H+ secara tidak sempurna sehingga memiliki pH besar
(berkisar (3-5).
Kekuatan
asam ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion H+. Semakin banyak
ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya. Begitu juga
kekuatan basa, sangat ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion OH-. Semakin
banyak ion OH- yang dihasilkan, semakin kuat sifat basanya. Jumlah
ion H+ atau ion OH- yang dihasilkan ditentukan oleh nilai
derajat ionisasi (a).
Contih pertanyaan :
Reaksi antara larutan HCl dan NaOH berikut ini adalah reaksi menurut teori arhenius
HCl(aq) + NaOH(aq) ↔ NaCl(aq) + H2O(l)
bagaimana rekasi ini dapat dijelaskan dengan reaksi lewis??
Jawaban:
Untuk menjelaskan reaksi ini menggunakan teori Lewis, nyatakan reaksi sebagai reaksi ion:
HCl ↔ H+ + Cl- NaOH ↔ Na+ + OH-
NaCl ↔ Na+ + Cl- H2O
Reaksi ion bersihnya adalah :
H+ + OH-↔ H2O(l)
Ikatan kovalen koordinasi antara H dan O yang terbentuk akibat transfer sepasang elektron dari OH- ke H+
menurut saya, Teori asam basa Lewis
BalasHapusAsam menurut Lewis adalah zat yang dapat menerima pasangan electron (akseptor pasangan electron)
Basa menurut Lewis adalah zat yang dapat memberikan pasangan electron (donor pasangan electron).
Lewis mengamati bahwa molekul NaCl juga dapat berperilaku seperti halnya asam (H+) sewaktu bereaksi dengan H2O. Molekul NaCl dapat menerima sepasang elektron dari molekul H2O untuk membentuk ikatan kovalen antara Cl- dan H.
Menurut saya, sesuai dengan yang terdapa pada konsep lewis. karena Keuntungan utama teori asam basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi yang tidak dianggap sebagai reaksi asam basa dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted Lowry terbukti sebagai reaksi asam basa dalam teori Lewis.
BalasHapusmenurut saya , Jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion H+ dari HCl akan bereaksi dengan ion OH– dari NaOH membentuk air (H2O). Reaksi ini disebut reaksi penetralan. Sementara, Cl– dari HCl akan bereaksi dengan ion Na+ dari NaCl membentuk garam NaCl.
BalasHapusHCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Di dalam larutannya, HCl dan NaOH akan terurai menjadi ion-ionnya, sehingga reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
H+(aq) + Cl–(aq) + Na+(aq) + OH–(aq) → Na+(aq) + Cl–(aq) + H2O(aq)
Dari reaksi di atas dapat disederhanakan menjadi reaksi ion bersih adalah
H+(aq) + OH–(aq) → H2O(aq)
saya setuju dengan pendapat anda.
BalasHapusnamun perlu diperjelas, reaksi asam basa Lewis terjadi apabila ada basa yang mendonorkan pasangan elektronnya dan asam yang menerima pasangan elektron tersebut untuk membentuk ikatan baru.
namun untuk detailnya saya akan menjelaskan bahwa ion hidroksida memberikan sepasang elektron kepada hidrogen yang dipakai bersama membentuk ikatan kovalen koordinasi dan menghasilkan moleku H2O. karena ion OH- memberikan sepasang elektron, maka oleh Lewis disebut basa, sedangkan ion hidrogen yang memberi sepasang elektron disebut asam Lewis.